Senin, 12 Desember 2011

Motif Bakar Diri Sondang Terkubur

JAKARTA- Sondang Hutagalung, pelaku aksi bakar diri di depan Istana Merdeka, dimakamkan Minggu (11/12) di TPU Pondok Kelapa, Jakarta Timur. Sondang diantarkan ratusan pelayat yang rata-rata aktivis mahasiswa. Namun demikian, apa motif aksi bakar diri dibawa Sondang ke kubur.
Ahli kejiwaan Dr AndriSpKJ mengaku tidak ada yang bisa memastikan apa yang terdapat di dalam pikiran Sondang ketika melakukan aksi nekatnya tersebut. Keluarga terutama ayah menyatakan penyesalannya akan tindakan almarhum, bahkan ayah Sondang yang bekerja sebagai sopir taksi juga seringkali mengingatkan almarhum agar tidak berdemo karena mengganggu lalu lintas.

Menurut Andri, aksi bakar diri pernah akrab dalam berita beberapa waktu lalu. “Banyak pemuda melakukan hal tersebut karena ‘kecelakaan’ saat mencoba mengancam membunuh diri akibat pertengkaran dengan kekasih,” ujar Andri seperti dikuti Kompas Online, Senin (12/12). “ Kasus-kasus seperti ini sebenarnya lebih bisa dilihat sebagai suatu hal yang banyak berhubungan dengan kondisi gangguan kepribadian ambang (borderline personality disorder),” ujarnya. 

Namun Andri tidk berani menyimpulkan Sondang mengalami gangguan kepribadian. “Tidak ada yang tahu pasti mengapa itu terjadi. Tapi setidaknya dari pikiran pribadi saya sendiri, sebenarnya masih banyak cara lain yang lebih pas untuk mengekspresikan diri atau menyatakan kekecewaan,” ujarnya Sekedar diketahui, Sodang sendiri dikenal rajin dan aktif.  Karnanya ia diberi gelar oleh pihak universitas. kpc

TEKNIK PETA KOMPAS ,Azimuth dan Back Azimuth,Resection,Intersection,Koreksi sudut

1. Teknik Peta KompasOrientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (secara praktis menyamakan utara peta dengan utara magnetis). Untuk keperluan orientasi ini, kita perlu mengenal tanda-tanda medan yang ada dilokasi. Ini bisa dilakukan dengan menanyakan kepada penduduk setempat nama-nama gunung, bikit, sungai, atau tanda-tanda medan lainnya, atau dengan mengamati kondisi bentang alam yang terlihat dan mencocokkan dengan gambar kontur yang ada dipeta, untuk keperluan praktis, utara magnetis dianggap sejajar dengan utara sebenarnya, tanpa memperlitungkan adanya deklinasi. Langkah-langkah orientasi peta :

      a) Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok;
      b) Letakkan peta pada bidang datar;
      c) Letakkan kompas diatas peta dan sejajarkan antara arah utara peta dengan utara magnetis/utara kompas, dengan demikian letak peta akan sesuai dengan bentang alam yang dihadapi.
      d) Cari tanda-tanda medan yang
      paling menonjol disekeliling dan temukan tanda medan tersebut dipeta, lakukan untuk beberapa tanda medan.
      e) Ingat tanda medan itu, bentuknya dan tempatnya dimedan sebenarnya maupun dipeta, ingat-ingat tanda medan
      yang khas dari setiap tanda medan.

      2. Azimuth dan Back Azimuth

      Azimuth ialah besar sudut antara utara magnetis (nol derajat) dengan titik/sasaran yang kita tuju,azimuth juga sering disebut sudut kompas, perhitungan searah jarum jam. Ada tiga macam azimuth yaitu :
      a) Azimuth Sebenarnya,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara sebenarnya dengan titik sasaran;
      b) Azimuth Magnetis,yaitu sudut yang dibentuk antara utara kompas dengan titik sasaran;
      c) Azimuth Peta,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara peta dengan titik sasaran.

      back Azimuth adalah besar sudut kebalikan/kebelakang dari azimuth. Cara menghitungnya : bila sudut azimuth lebih dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth kurang dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth = 180 derajat maka back azimuthnya adalah 0 derajat
      atau 360 derajat.

     3. Resection

      Resection adalah menentukan kedudukan/ posisi di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik resection membutuhkan bentang alam yang terbuka untuk dapat membidik tanda medan. Tidak selalu tanda medan harus selalu dibidik, jika kita berada di tepi sungai, sepanjang jalan, atau sepanjang suatu punggungan, maka hanya perlu satu tanda medan lainnya yang dibidik.
      Langkah-langkah resection :
      a) Lakukan orientasi peta;
      b) Cari tanda medan yang mudah dikenali dilapangan dan di peta, minimal dua buah;
      c) Dengan penggaris buat salib sumbu pada pusat tanda-tanda medan itu;
      d) Bidik dengan kompas tanda-tanda
      medan itu dari posisi kita,sudut bidikan dari kompas itu disebut azimuth;
      e) pindahkan sudut bidikan yang didapat
      ke peta, dan hitung sudut pelurusnya;
      f) perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah
      posisi kita di peta

      4. Intersection

      Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di pet dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali dilapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan, tetapi sukar untuk dicapai. Pada intersection, kita sudah yakin pada posisi kita di peta. Langkah-langkah melakukan intersection : a) lakukan orientasi medan, dan pastikan posisi kita; b)bidik obyek
      yang kita amati; c) pindahkan sudut yang kita dapat dipeta; d) bergerak ke posisi lain, dan pastikan posisi tersebut
      di peta, lakukan langkah b dan c; e) perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi
      obyek yang dimaksud.

      5. Koreksi sudut

      Pada pembahasan utara telah dijelaskan bahwa utara sebenarnya dan utara kompas berlainan. Hal ini sebetulnya
      tidaklah begitu menjadi masalah penting jika selisih sudutnya sangat kecil, akan tetapi pada beberapa tempat,
      selisih sudut/deklinasi sangat besar sehingga perlu dilakukan perhitungan koreksi sudut yang didapat dari
      kompas(azimuth)yaitu :

      A. Dari kompas (K) dipindahkan ke peta (P): P= K +/- (DM +/- VM)

      B. Dari peta( P) dipindahkan ke kompas (K): K= P +/- (DM +/- VM)

      Keterangan:

      Tanda +/- diluar kurung untuk DM (deklinasi magnetis/iktilaf magnetis)

      = dari K ke P: DM ke timur tanda (+), DM ke barat tanda (-) = dari P ke K: DM ke timur tanda (-), DM ke barat
      tanda (+)

      Tanda +/- di dalam kurung untuk VM (variasi magnetis)

      =tanda (+) untuk increase/naik; tanda (-) untuk decrease/turun.

      Contoh Perhitungan:

      Diketahui sudut kompas/azimuth 120 derajat, pada legenda peta tahun 1942 tersebut: DM 1 derajat 30 menit
      ketimur, VM 2 menit increase, lalu berapa sudut yang akan kita pindahkan ke peta?

      P= K=+/- (DM +/- VM) ingat! kompas ke peta, DM ke timur VM increase

      besar VM sekarang (2002)= (2002-1942)x 2 menit

      = 120 menit= 2 derajat (1 derajat=60 menit)

      sudut P= 120 derajat + (1 menit 30 detik + 2 derajat)

      = 123 derajat 30 menit, jadi sudut yang dibuat di peta adalah 123 1/2 derajat.
      6. Analisa Perjalanan

      Analisa perjalanan perlu dilakukan agar kita dapat membayangkan kira-kira medan apa yang akan kita lalui,
      dengan mempelajari peta yang akan dipakai. Yang perlu di analisa adalah jarak, waktu dan tanda medan.

      a. Jarak

      Jarak diperkirakan dengan mempelajari dan menganalisa peta, yang perlu diperhatikan adalah jarak yang
      sebenarnya yang kita tempuh bukanlah jarak horizontal. Kita dapat memperkirakan jarak (dan kondisi medan)
      lintasan yang akan ditempuh dengan memproyeksikan lintasan, kemudian mengalihkannya dengan skala untuk
      memperoleh jarak sebenarnya.

      b. Waktu

      Bila kita dapat memperkirakan jarak lintasan, selanjutnya kita harus memperkirakan berapa lama waktu yang
      diperlukan untuk menempuh jarak tersebut. Tanda medan juga bisa untuk menganalisa perjalanan dan menjadi
      pedoman dalam menempuh perjalanan.

      c. Medan Tidak Sesuai Peta

      Jangan terlalu cepat membuat kesimpulan bahwa peta yang kita pegang salah. Memang banyak sungai-sungai
      kecil yang tidak tergambarkan di peta, karena sungai tersebut kering ketika musim kemarau. Ada kampung yang
      sudah berubah, jalan setapak yang hilang, dan banyak perubahan-perubahan lain yang mungkin terjadi.

      Bila anda menjumpai ketidaksesuaian antara peta dengan kondisi lapangan, baca kembali peta dengan lebih teliti,
      lihat tahun keluaran peta, karena semakin lama peta tersebut maka banyak sekali perubahan yang terdapat pada
      peta tersebut. Jangan hanya terpaku pada satu gejala yang tidak ada di peta sehingga hal-hal yang yang dapat
      dianalisa akan terlupakan. Kalau terlalu banyak hal yang tidak sesuai, kemungkinan besar anda yang salah
      (mengikuti punggungan yang salah, mengikuti sungai yang salah, atau salah dalam melakukan resection). Peta
      1:50.000 atau 1:25.000 umumnya cukup teliti.

sumber cuyacuza.wordpress.com

Teknik Dasar Navigasi Darat

PENDAHULUAN
Sebagai penggiat kegiatan alam bebas, pengetahuan tentang medan merupakan sebuah modal yang harus dimiliki. Pengetahuan penguasaan medan akan mempermudah kita untuk mencapai tujuan tertentu dan target tertentu dalam kegiatan alam bebas. Selain itu, penguasaan medan ini juga dapat berguna dalam kegiatan-kegiatan kemanusiaan. Untuk pelaksanaan tugas SAR, evakuasi, dll. Pengetahuan tentang medan ini antara lain meliputi survival, teknik hidup di alam bebas, dan navigasi darat. Selain mungkin ada bebarapa materi pendukung seperti perencanaan perjalanan, kesehatan perjalanan, komunikasi lapangan, pengetahuan geologi, pengetahuan lingkungan, dll.


PENGERTIAN
Menurut penjelasan pada “Diktat Badan Diklat Wanadri”, navigasi darat adalah penentuan posisi dan arah perjalanan baik di medan sebenarnya maupun pada peta. Berkaitan dengan pengertian tersebut, pemahaman tentang kompas dan peta serta cara penggunaannya mutlak harus dikuasai.

PETA
Peta merupakan penggambaran dua dimensi pada bidang datar dari sebagian atau seluruh permukaan bumi yang dilihat dari atas, dan diperkecil atau diperbesar dengan perbandingan tertentu. Peta yang diperlukan untuk keperluan navigasi darat adalah peta topografi atau peta kontur. Peta topografi memetakan tempat-tempat di permukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis kontur mewakili satu ketinggian.

Bagian-Bagian Peta

1. Judul Peta
Merupakan lokasi yang ditunjukkan oleh peta bersangkutan. Judul peta tertera di bagian atas tengah peta.

2. Nomor Peta
Nomor peta merupakan nomor registrasi dari badan pembuat peta. Selain itu juga sebagai petunjuk apabila kita memerlukan peta daerah lain di sekitar daerah yang dipetakan tersebut. Nomor peta terdapat di sebelah kanan atas peta.

3. Koordinat Peta
Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Koordinat ditentukan dengan sistem sumbu yaitu garis-garis yang saling berpotongan tegak lurus (garis bujur dan lintang). Sistem koordinat mengenal penomoran dengan 4 angka atau 6 angka. Untuk daerah yang luas dipakai penomoran 4 angka, dan untuk daerah yang lebih sempit dengan penomoran 6 angka.

4. Kontur
Merupakan garis khayal yang menghubungkan titik-titik ketinggian sama dari permukaan laut. Sifat-sifat garis kontur antara lain :
a. Merupakan penunjuk ketinggian tertentu (pada peta biasanya tercantum nilai ketinggiannya)
b. Garis kontur dengan ketinggian lebih rendah selalu mengelilingi garis kontur lebih tinggi, kecuali untuk medan khusus seperti kawah
c. Garis kontur tidak pernah saling berpotongan
d. Beda ketinggian antara dua garis kontur adalah tetap, walaupun kerapatannya berubah-ubah
e. Daerah datar memiliki kontur yang renggang, sedangkan daerah terjal memiliki kontur yang rapat
f. Punggungan gunung/bukit terlihat di peta sebagai rangkaian kontur berbentuk huruf “U” yang ujungnya melengkung menjauhi puncak
g. Lembah terlihat di peta sebagai rangkaian kontur berbentuk “V” yang ujungnya tajam dan menjorok ke puncak

6. Skala Peta
Merupakan perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak horizontal di lapangan.
Contoh :
1 : 25.000 berarti 1 cm jarak pada peta mewakili 25.000 cm jarak sebenarnya
1 : 50.000 berarti 1 cm jarak pada peta mewakili 50.000 cm jarak sebenarnya

7. Tahun Peta
Menunjukkan tentang tahun pembuatan peta tersebut. Semakin baru tahun peta, maka data pada peta tersebut semakin akurat

8. Legenda Peta
Memuat keterangan-keterangan pada peta. Misalnya jalan, sungai, pemukiman, dll

KOMPAS
Merupakan penunjuk arah mata angin dengan ketentuan sudut derajat dari arah utara magnetis bumi. Kompas yang biasa digunakan untuk keperluan navigasi darat adalah kompas bidik dan kompas orienteering.

MENGENAL TANDA MEDAN
Kemampuan mengenal tanda medan sangatlah mutlak untuk dikuasai jika kita hendak melakukan navigasi darat. Tanda-tanda medan dapat dijadikan acuan untuk penentuan lokasi dan pengenalan medan supaya arah perjalanan tidak melenceng hingga terjadi hal-hal buruk seperti tersesat. Tanda-tanda medan dapat dikenali dari bentang alam yang ada di sekitar, misalnya punggungan, puncak bukit, jalan setapak, jalan raya, sungai, tebing, muara, delta, anak sungai, pemukiman, daerah tertentu,

sumber http://loopdreamer.wordpress.com

My profil

Nama Lengkap : Muhamad Akbar Ali Syahbanar

Tempat Tgl Lahir : Sambahule, 01 September 1990